
Sharing Session 3: Ridho atas Ketentuan Allah subhana wa ta’ala
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah pada bulan Mei lalu, Indonesian Hijab Blogger kembali mengadakan event rutin Sharing Session #3, pada tanggal 4 Mei 2019. Tema yang dibahas pada event kali ini adalah Ridho atas Ketentuan Allah subhana wa ta’ala.
Peserta yang hadir kurang lebih berjumlah 55 orang yang terdiri dari para muslimah, baik yang telah menjadi member IHB maupun dari kalangan publik. Jumlah peserta yang alhamdulillah semakin meningkat pada setiap Sharing Session membuat kami sangat lah terharu dan berbahagia. Semoga ilmu yang didapatkan dari acara ini dapat bermanfaat untuk semua yang hadir, aamiin yaa Rabb.
Acara kali ini dipandu oleh MC Lisna Dwi, serta disponsori oleh shohibul bait keluarga bapak Djuanda, NRH x Nabilia, Wok a Sec, Vanilla Hijab, dan juga Dapur Ola. Selain itu juga didukung oleh community partner Atmosfer Jannah, Shalihapreneur, dan juga Yuk Ngaji Muda Bintaro.
Sesi pertama diisi oleh sharing dari Nalia Rifika, salah seorang co-founder Indonesian Hijab Blogger yang memiliki cerita inspiratif mengenai perjuangan Fika dan juga suami untuk mendapatkan momongan.

Fika menikah pada tahun 2010, dan sejak saat itu, dia telah mengalami dua kali keguguran (kehamilan alami, dan juga kegagalan pada proses embrio transfer IVF yang pertama), dan juga dua kali kegagalan inseminasi. Qadarullah pada tahun pernikahan ke-9 ini, Fika berhasil hamil melalui program IVF (bayi tabung), dan pada saat acara ini berlangsung, Fika sedang hamil dengan usia kehamilan 34 minggu.
Fika menceritakan tentang hikmah yang dia dapat dalam masa penantian ini, dan juga memberikan tips-tips agar mampu bersabar dan juga ikhlas atas ketentuan Allah swt.
Cara Fika menghadapi kegagalan dan juga ujian ini antara lain dengan:
- Adanya suami, keluarga, dan teman-teman sekitar yang sangat mendukung dan tidak memberikan komentar negatif.
- Perbanyak doa minta sama Allah untuk diberikan kekuatan dan keikhlasan.
- Lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dan meyakini, berhasil ataupun tidak itu semua karena Allah belum mengkehendaki atau Takdir Allah SWT.
- Mulai rutin mengikuti kajian bersama suami, baik datang langsung ke majelis ilmu atau mendengarkan kajian via Youtube.
- Sering-sering mendoakan hajat orang lain secara ikhlas dan juga diam-diam. Semakin sering mendoakan orang, insyaa Allah doa kita sendiri juga akan makin cepat diijabah Allah swt
Lesson learned yang dapat kita ambil dari cerita Fika adalah dengan menjadi dan juga mencari support system positif yang baik. Apabila ada keluarga, sahabat, maupun kenalan yang sedang mengalami cobaan serupa, maka jadilah pendengar yang baik. Dan, perbanyak doa yang positif karena Allah sesuai prasangka hambanya.
Selanjutnya pada sesi kedua adalah sesi tausiyah yang disampaikan oleh ustadzah Ummu Sajjad. Banyak hal yang bisa dibahas mengenai Qada & Qadr dari Allah SWT. Namun Ummu memberikan contoh-contoh yang relatable untuk kehidupan para muslimah.

Ketika kita lahir, ketetapan dari Allah SWT yang pertama yaitu dengan berbapak dan ibu seperti yang dimiliki saat ini. Itu namanya sudah takdir atau ketetapan Allah yang tidak bisa diubah dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sedangkan takdir atau ketetapan Allah buat orangtua kita adalah memiliki anak dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Ketetapan Allah SWT selanjutnya yaitu, jenis kelamin yang dimiliki saat ini. Lantas bagaimana dengan seseorang yang merasa terjebak di tubuh perempuan ataupun sebaliknya? Itu artinya dia ingin mengatakan bahwa Allah SWT salah saat menciptakannya, astagfirullah.
Contoh dari qada selanjutnya yaitu sakit yang datangnya dari Allah SWT, seperti penyakit kista, tumor, vertigo, kanker, dan sebagainya, yang tidak bisa ditolak.
Selanjutnya dalam hidup, fase pernikahan pun dimulai. Disini pun tidak akan selalu indah seperti yang diharapkan. Banyak tantangan dan juga cobaan yang akan dihadapi dalam hidup berumah tangga.
Salah satunya adalah fase dimana pasangan sudah sangat menginginkan keturunan, namun tak kunjung datang. Hal seperti ini biasanya bisa bikin ‘down’, terlebih kalau bertemu teman-teman dan menanyakan terus menerus hal tersebut.
Perkara rezeki juga termasuk dalam ketetapan Allah SWT. Artinya, Allah menjamin setiap rezeki makhluknya, tanpa mengenal agama dan aqidah. Tolak ukur rezeki tidak ada kaitan dengan ikhtiar.
Bagaimana seharusnya kita sebagai manusia bersikap terhadap ketetapan atau takdir Allah SWT?
Ada takdir baik yang mungkin sesuai dengan keinginan kita, ada juga takdir buruk yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Manusia terbiasa memberikan label pada takdir yang dianggap buruk dari Allah pada dirinya sendiri atau pada orang lain.
Ingat ini, ALLAH MAHA BAIK, menempatkan seseorang sesuai kebutuhannya.
Jangan sekali-kali mengubah takdir yang sudah diberikan oleh Allah SWT.
Ujian, musibah, bencana adalah bagian dari ketetapan Allah. Ketika Allah memberikan ketetapan-ketetapan pada manusia, maka itu pasti membaikkan dan ada hikmah dibalik itu semua.
Pada Q.S Al-Baqarah: 216
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Perumpamaan tersebut bisa dikaitkan dengan takdir atau qada yang Allah berikan pada kita. Lalu bagaimana kita bersikap pada ketetapan dari Allah SWT? SABAR & RIDHO itu kuncinya.
Bersabar adalah ketika kita mendapat ujian tapi kita tetap taat dan berikhtiar secara syar’i sesuai dengan syariat-syariat dari Allah.
Pada saat kita berikhtiar untuk urusan dunia, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin. Sedangkan pada saat ikhtiar langit, perbanyak doa, taat pada Allah.
Kita juga harus membedakan antara sabar dengan pasrah. Sabar namun kita harus tetap berikhtiar.
Q.S Az Zumar: 10
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Ridho adalah menerima semua ketetapan Allah. Ucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Apa yang dari Allah akan kembali pada Allah.
Sabar adalah pekerjaan manusia-manusia mulia. Ridho dan sabar adalah amal qolbu yang harus kita pupuk terus menerus hingga akhir hayat.
Apa yang harus diperbaiki untuk menumbuhkan rasa sabar dan ridho pada manusia? Perbaiki aqidah kita terhadap Allah, beriman pada Allah dengan cara ikut kajian-kajian, berkumpul dengan teman-teman sholehah dalam majelis ilmu yang akan membantu menambahkan energi positif diri.
Berbaik sangkalah pada setiap ketetapan Allah, karena Allah itu khair.

Para peserta pun sangat antusias untuk bertanya pada kedua sesi yang ada. Alhamdulillah, semoga dapat bermanfaat.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara IHB Sharing Session #3 ini. Jazakumullah khairan katsiran.
Sampai jumpa pada IHB Sharing Session #4! Insyaa Allah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Foto oleh Indah Riyanti Putri
Teks oleh Ola Aswandi
Notulen Event oleh Andiyani Achmad


2 Comments
IndahPadaWaktunya
Wah mantep banget ya
nusa
masya Allah.. adem liatnya….