IHB,  ISLAMIC

ISLAMIC: Lifetime Learning by Ola Aswandi

Assalamu’alaikum!

Hidup ini adalah sebuah proses. Proses menuju kematian di dunia. Okay, it sounds too creepy.. But think again, it’s kinda true, right? Semua orang pasti akan mati. Kecuali Highlander, Edward & Bella yang jelas-jelas bukan manusia. Ada yang “bernasib baik” bisa hidup di dunia lebih lama agar bisa lebih banyak menabung pahala sebagai bekal di hari Akhir nanti *aamiin ya Rabb*. Ada juga yang hanya sebentar merasakan alam dunia ini. Namun, durasi seorang manusia hidup di dunia bukan lah yang utama. Keutamaan yang hakiki adalah kemampuan manusia untuk menemukan jalan yang diridhoi oleh Allah SWT and stay in that right path till the end of our lives, eventually. 
Akhir-akhir ini lumayan sering mendapat kabar kemalangan dari orang-orang disekitar saya. Yang kenal, yang sering bertemu, yang tidak kenal secara personal tapi tahu karena yang dipanggil Allah SWT itu adalah public figure, sampai berita-berita pembunuhan sadis yang agaknya santer terkuak. Semua berita duka tersebut membuat saya berpikir tentang makna hidup ini. Apa sih yang “dicari” manusia di dunia ini? Di kala di setiap detiknya, 1 nyawa dapat melayang..
Sesungguhnya manusia layaknya butiran pasir di lautan. Tidak berarti dihadapan Allah swt.. Tapi kenapa banyak manusia yang merasa sombong, merasa memiliki segalanya, merasa akan hidup selamanya sehingga “mengerdilkan” tujuan utamanya di dunia sebagai musafir yang suatu saat akan kembali kehadapan Allah swt. berbekal raport kehidupan sebagai penentu kehidupannya selanjutnya (surga/neraka). Godaan setan kah? Pribadi yang lalai kah? Kurangnya pondasi keIslaman kah?
Proses menjadi “manusia baik dan benar” di sisi Allah adalah pembelajaran seumur hidup, a lifetime learning. Ada yang cukup beruntung untuk selalu berada di jalan yang “lurus”, ada yang harus mengambil jalan memutar agar bisa sampai di jalan yang “lurus”, ada juga yang harus belok ke kiri dan ke kanan sampai akhirnya bertemu jalan “lurus” tersebut, bahkan ada pula yang harus mendaki gunung lewati lembah masuk ke hutan dan lari ke pantai pecahkan saja gelasnya biar ramai! untuk akhirnya cukup beruntung dapat berjalan di jalan yang diridhoi Allah swt.
I was lost. I did mistakes, terrible lies, and even walk away from my duties (sholat, shaum,etc) when I was young(er).. But I’m glad I found the light again in my early age of 20s. Sampai sekarang saya masih merasa cetek banget ilmu tentang Islam, tentang Allah SWT., tentang Rasulullah SAW.. Ibaratnya kalau sekolah masih di tahap pre-school. Sampai hati ini sangsi dan takut, dapatkah saya menjawab fitnah kubur nanti mengingat kecetekan ilmu yang saya miliki. Ketika malaikat bertanya Man Rabbuka, Man Nabiyyuka, Ma Dinuka, Ma Kiblatuka, Ma Imamuka, Man Ikhwanuka? Astaghfirullah…

Ketakutan akan hari pembalasan membuat saya mulai berusaha “mengesampingkan” ketakutan saya terhadap penerimaan dunia, terhadap apa kata dunia tentang saya. Segala penilaian orang di dunia tidak ada apa-apanya dibanding penilaian Allah SWT yang hakiki.
Susah. Malas untuk mencari tahu. Pasrah akan kecetekan ilmu yang begini-begini saja. Kompromi dengan pikiran yang mengatakan “…aah toh banyak juga yang lebih buruk dari saya…”. Itu adalah problem terbesar yang saya alami saat ini. Se-sederhana surganya Istri ada di ridho Suami, Sesuatu yang sudah jelas, tapi dalam kenyataannya terkadang susaaaah untuk dijalankan karena keegoisan diri.
Lifetime learning to be a good muslima is a must. Ilmu Allah SWT itu luas. Terkadang bingung memulai darimana. Yaah, saya dulu berpikir muluk-muluk untuk mempelajari kitab ini itu lah, tafsir a b c d e lah, sedangkan sholat tepat waktu saja belum bisa saya amalkan secara rutin. Yaah begitulah manusia, selalu menginginkan sesuatu yang besar padahal dirinya belum kompeten menerima sesuatu yang besar seperti keinginannya. 🙂
Supaya saya tidak sendirian, yuk sama-sama upgrade pengetahuan kita tentang Allah SWT, tentang aturan-aturanNya, tentang hukumNya, dan upgrade juga ilmu yang sudah kita dapat dalam bentuk implementasi nyata pada kehidupan kita sehari-hari.
Insha Allah.
Aamiin allahumma aamiin..
Salaam,
Ola Aswandi
Artikel ini dapat dibaca di sini

One Comment

  • Avatar

    mutiaday

    Setuju sama post ini… pengen belajar islam lebih baik lagi, karena inti dunia ini kan biar kita bisa selamat di persidangannya Allah nanti… Semoga istiqomah ya Mbak 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *